Garut, Jawa Barat — Seorang santri bernama Muhammad Dhiya Ulhaq (17 tahun) dari sebuah pondok pesantren di Garut mencuri perhatian publik setelah video ciptaannya, robot adzan otomatis berbahan barang bekas, viral di media sosial. Video berdurasi 2 menit yang memperlihatkan robot tersebut berdiri di sisi masjid dan mengumandangkan adzan dengan gerakan tangan dan bibir yang sinkron, membuat netizen takjub.
Robot itu dibuat dari rangkaian elektronik bekas radio rusak, motor servo dari printer lama, serta bodi dari botol dan pipa paralon. Muhammad Dhiya merakit semuanya secara mandiri hanya bermodalkan tutorial YouTube, kreativitas, dan ketekunan.
Awal Ide dan Motivasi
Dhiya mengaku terinspirasi saat melihat banyak masjid kecil di pelosok yang tidak memiliki muazin tetap. “Saya ingin membantu masjid yang kekurangan orang. Setidaknya adzan tetap berkumandang,” ujarnya.
Robot buatannya mampu menyuarakan adzan secara otomatis berdasarkan jam sholat, berkat pemrograman sederhana menggunakan Arduino. Dhiya hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk menyempurnakannya.
Respons Netizen dan Pihak Pesantren
Tagar #SantriRobotik, #AdzanOtomatis, dan #DhiyaGarut langsung viral dan memuncaki trending di Twitter dan TikTok. Netizen mengaku terinspirasi bahwa dunia pesantren kini juga bisa melahirkan inovasi teknologi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ma’arif tempat Dhiya belajar menyebut karya tersebut sebagai “kombinasi iman dan iptek.” Dhiya pun mendapat beasiswa lanjutan dari komunitas robotik nasional dan diundang ke Festival Inovasi Pesantren 2025 di Bandung.
Kementerian Agama dan Kementerian Riset & Teknologi juga menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan proyek robot adzan Dhiya sebagai prototipe untuk masjid-masjid kecil di daerah terpencil.
“Saya ingin bikin robot-robot lain yang bisa bantu tugas masjid. Semoga Allah ridho,” ujar Dhiya dengan penuh semangat.