Senin

14 Juli 2025 Vol 19

KNKT Catat Penurunan Kecelakaan Pelayaran dalam 3 Tahun Terakhir, Ini Faktor Kuncinya

Jakarta, 8 Juli 2025 – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis data terbaru yang menunjukkan tren penurunan signifikan dalam jumlah…
1 Min Read 0 41

Jakarta, 8 Juli 2025 – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis data terbaru yang menunjukkan tren penurunan signifikan dalam jumlah kecelakaan pelayaran di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Rilis yang diumumkan pada konferensi pers tahunan di Jakarta ini menyoroti efektivitas reformasi keselamatan pelayaran, terutama pada sektor angkutan penumpang dan logistik laut.

Berdasarkan data KNKT, total insiden pelayaran nasional pada tahun 2022 tercatat sebanyak 153 kejadian, turun menjadi 114 insiden pada 2023, dan hanya 76 insiden tercatat hingga akhir Juni 2024.


📉 Tren Penurunan: Dari Jumlah Insiden hingga Tingkat Fatalitas

Bukan hanya jumlah kecelakaan yang menurun, tetapi juga angka fatalitas (korban jiwa) dan kerugian material. Berikut tren yang tercatat KNKT:

  • 2022: 153 insiden | 78 korban jiwa

  • 2023: 114 insiden | 42 korban jiwa

  • 2024 (hingga Juni): 76 insiden | 19 korban jiwa

Ketua Subkomisi Transportasi Laut KNKT, Capt. Yusuf Latief, menyebut capaian ini sebagai hasil kolaborasi antara regulator, operator pelayaran, dan komunitas pelaut.

“Kami melihat peningkatan kesadaran operator dalam aspek sertifikasi, pemeliharaan kapal, serta sistem navigasi. Faktor manusia juga jadi fokus utama evaluasi kami,” ujarnya.


Faktor Pendorong Penurunan Kecelakaan

KNKT mengidentifikasi sejumlah faktor kunci yang mendukung penurunan insiden pelayaran, antara lain:

  1. Digitalisasi Manajemen Kapal: Implementasi sistem pelacakan dan logistik berbasis AIS (Automatic Identification System) dan e-logbook.

  2. Audit Keselamatan Berkala: Kementerian Perhubungan meningkatkan frekuensi dan ketegasan dalam audit laik laut, terutama terhadap kapal penumpang dan roro.

  3. Pelatihan SDM Maritim: Program pelatihan pelaut dan nahkoda terus ditingkatkan, termasuk simulasi keselamatan berbasis skenario krisis nyata.

  4. Peningkatan Infrastruktur Pelabuhan: Renovasi dan penambahan dermaga di wilayah timur Indonesia berdampak signifikan terhadap keamanan navigasi.


🛳️ Wilayah Rawan dan Perhatian Khusus

Meski tren membaik, KNKT menyoroti wilayah perairan timur Indonesia seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua sebagai area rawan kecelakaan. Hal ini disebabkan oleh cuaca ekstrem, keterbatasan infrastruktur, dan penggunaan kapal kecil yang tidak sesuai standar.

“Kami mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat modernisasi armada dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keselamatan pelayaran,” tambah Capt. Yusuf.


🧭 Kasus-Kasus Penting yang Menjadi Titik Evaluasi

KNKT juga menyebut beberapa insiden besar yang dijadikan pelajaran penting:

  • KMP Yunita Nusantara (2022): Kebakaran mesin di Selat Bali, memicu perbaikan standar instalasi kelistrikan kapal.

  • KM Duta Samudera (2023): Tenggelam akibat kelebihan muatan di perairan Sulawesi Selatan, mendorong revisi aturan manifest digital.

  • KMP Tunu Pratama Jaya (2024): Terbalik karena cuaca buruk dan stabilitas muatan, mendorong evaluasi ulang sistem pemberitahuan dini BMKG ke sektor pelayaran.


🌍 Dampak Ekonomi dan Lingkungan

Dengan penurunan kecelakaan, biaya kompensasi asuransi dan kerugian logistik menurun hingga 27% dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Hal ini berpengaruh pada efisiensi distribusi barang antar pulau, serta mengurangi risiko tumpahan bahan bakar di laut.

Sektor pariwisata bahari seperti di Labuan Bajo, Raja Ampat, dan Kepulauan Seribu juga mengalami peningkatan kepercayaan wisatawan, didukung oleh laporan keselamatan laut yang membaik.


📌 Kesimpulan: Pekerjaan Belum Usai, Tapi Arah Sudah Tepat

Data KNKT menunjukkan bahwa Indonesia berada di jalur positif menuju sistem pelayaran yang lebih aman dan berkelanjutan. Namun tantangan seperti armada tua, operator ilegal, dan ketimpangan infrastruktur di wilayah timur masih menjadi PR besar pemerintah dan pelaku industri pelayaran.

“Kami tidak boleh lengah. Satu nyawa pelaut yang hilang adalah tanggung jawab kita semua,” tegas Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, dalam penutup konferensi.

newssportsaz_0q4zf1