Fakta atau Mitos? Efek Kangkung Terhadap Tubuh Tidak Sesederhana yang Dibayangkan
Jakarta – Kangkung (Ipomoea aquatica) adalah salah satu sayuran hijau yang paling sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Rasanya yang lezat dan harganya yang terjangkau menjadikannya menu harian di banyak rumah tangga. Namun, muncul pertanyaan umum di masyarakat: mengapa setelah makan kangkung, tubuh terasa lemas dan mengantuk?
Apakah ini fakta medis, atau sekadar sugesti psikologis? Berikut penelusuran ilmiahnya.
Kandungan Kangkung: Kaya Nutrisi, Tapi Ada Efek Relaksasi?
Kangkung mengandung berbagai zat gizi penting seperti:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
-
Vitamin A, B1, dan C
-
Zat besi
-
Kalsium
-
Fosfor
-
Serat tinggi
Namun yang menarik, kangkung juga mengandung senyawa kimia yang memiliki efek menenangkan sistem saraf, salah satunya adalah alkaloid dan flavonoid, dua zat yang secara alami bisa berfungsi sebagai penenang ringan atau mild sedative.
Menurut beberapa penelitian herbal, kandungan ini memiliki efek relaksasi otot dan sistem saraf, yang secara tidak langsung dapat menimbulkan rasa kantuk atau lemas, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak atau bersamaan dengan nasi dan makanan tinggi karbohidrat lainnya.
Penjelasan Ilmiah Mengapa Bisa Mengantuk dan Lemas
Berikut beberapa faktor yang menjelaskan mengapa Anda mungkin merasa mengantuk atau lemas setelah makan kangkung:
1. Efek Relaksasi Alami
Senyawa seperti flavonoid, isoflavon, dan alkaloid dalam kangkung diketahui bisa memengaruhi neurotransmitter di otak yang berperan dalam mengatur rasa tenang dan kantuk, seperti GABA (gamma-aminobutyric acid).
2. Peningkatan Asupan Karbohidrat
Kangkung sering dikonsumsi bersama nasi putih, yang mengandung karbohidrat tinggi. Makanan tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar insulin, yang mendorong asupan triptofan ke otak dan memicu produksi serotonin serta melatonin, dua hormon yang menyebabkan rasa kantuk.
3. Efek Psikosomatis
Banyak orang sudah memiliki sugesti bahwa makan kangkung bikin ngantuk, dan efek ini diperkuat oleh pengalaman sebelumnya. Dalam beberapa kasus, perasaan lemas setelah makan kangkung lebih dipengaruhi oleh psikologi dan ekspektasi tubuh daripada efek fisiologis.
Benarkah Berbahaya? Tidak Selama dalam Batas Wajar
Penting untuk dicatat bahwa efek mengantuk dari kangkung tidak berbahaya selama tidak dikonsumsi berlebihan. Bahkan, dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda, kangkung digunakan untuk:
-
Mengatasi insomnia ringan
-
Membantu relaksasi otot
-
Mengurangi gejala kecemasan
Namun, bagi orang yang memiliki aktivitas tinggi atau bekerja di bidang yang menuntut konsentrasi (misalnya pengemudi, operator mesin, pelajar), disarankan tidak mengonsumsi kangkung dalam porsi besar saat siang hari atau sebelum bekerja.
Siapa yang Sebaiknya Waspada?
-
Penderita hipotensi (tekanan darah rendah): Kangkung berpotensi menurunkan tekanan darah karena efek relaksasi otot polos.
-
Orang dengan gangguan tiroid: Kangkung tergolong sebagai sayur goitrogenik ringan jika dikonsumsi mentah dalam jumlah besar.
-
Pekerja aktif siang hari: Makan kangkung berlebihan saat makan siang bisa menyebabkan penurunan konsentrasi.
Kesimpulan: Makan Kangkung Aman, Tapi Waspadai Waktu dan Porsinya
Mitos bahwa makan kangkung bikin ngantuk dan lemas ternyata memiliki dasar ilmiah, meskipun efeknya tidak ekstrem dan tergantung dari kondisi tubuh, porsi makan, dan pola makan secara keseluruhan.
Jika Anda ingin tetap menikmati kangkung tanpa rasa lemas atau kantuk, konsumsilah dalam porsi wajar, hindari mengonsumsinya bersamaan dengan makanan berat lain, dan jangan lupa cukup minum air putih.